follow me

Murid MI Susuri Saluran Irigasi Sempor


Rakit Perahu dari Bambu dan Botol Bekas

Kebumen, CyberNews. Bermacam cara dilakukan untuk menanamkan kecintaan terhadap alam sejak dini. Salah satunya dilakukan oleh Sekolah Alam Madrasah Ibtidaiyah (MI) Klopogodo, Kecamatan Gombong, Kebumen.  Sejumlah 83 murid kelas 2  5 diajak mengikuti kegiatan luar ruangan berupa menyusuri saluran irigasi Sempor menggunakan rakit, kemarin.

Uniknya, rakit yang digunakan untuk menyusuri saluran irigasi sepanjang tiga kilometer yakni mulai Desa Sidayu hingga Klopogodo itu dibuat menggunakan bambu dan limbah botol air mineral. Setiap rakit memanfaatkan 120 bekas botol air mineral botol ukuran 1500 mililiter dan bilah bambu. Satu rakit tersebut mampu dinaiki oleh sekitar 6-7 murid sekaligus.

Arak-arakan 11 rakit tersebut menjadi perhatian masyarakat di sepanjang aliran yang dilalui. Untuk menjaga keamaan, kegiatan itu melibatkan tim SAR dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dan Ikatan Pemuda Muhammadiyah Gombong. Hanya  saja, tidak semua anak memakai pelampung untuk mengantisipasi adanya rakit yang terbalik atau kejadian lain yang tidak diinginkan.
Pelampung bantuan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Rumah Sakit PKU Muhammadiayah Gombong tidak cukup untuk seluruh peserta. Kepala Sekolah Alam Madrasah Ibtidaiyah (MI) Klopogodo Muhammad Khozin SAg mengatakan, selama menyusuri saluran irigasi tersebut, setiap regu mendapatkan tugas untuk mengamati kondisi saluran irigasi seperti mencatat sampah dan jenis tanaman yang ditemukan.
Hasil catatan diketahui masih banyak warga yang memanfaatkan aliran irigasi sebagai tempat membuang sampah. "Kegiatan ini untuk mengajak anak-anak mencintai alam dan lingkungan salah satunya adalah air," ujar Muhammad Khozin kepada Suara Merdeka di sela-sela acara.
Selain itu, kegiatan yang dibuka oleh Ir HM Yahya Fuad SE, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gombong itu sebagai praktik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Juga mengajarkan dengan kreatifitas, barang bekas termasuk limbah yang ada di lingkungan sekitar bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna.
"Setiap rakit merupakan hasi buatan anak-anak dengan dibantu oleh guru pendamping," imbunya seraya menyebutkan kegiatan tersebut guna menanamkan kecintaan dan pengetahuan tentang alam pada anak-anak sejak dini.
Sejumlah murid mengaku senang mengikuti kegiatan itu. Pristom dan Tohar, keduanya siswa kelas 5 mengaku bisa belajar sambil bermain. Dengan kegiatan itu, mereka menjadi lebih mengerti pentingnya air bagi kehidupan manusia.
"Ternyata banyak sampah plastik minuman di saluran irigasinya banyak bisa menyebabkan banjir," ujar Dwi Haryanto siswa kelas 4.
( Supriyanto / CN27 / JBSM )

0 komentar:

Facebook Widgets
Powered By Vistaprint